Senin, 18 April 2016

Branding Agrowisata Belimbing Ngringinrejo Bojonegoro

Dua tahun belakangan ini sejak munculnya berbagai program acara televisi yang bertema wisata, masyarakat mulai suka dengan hal-hal yang berbau dengan travelling. Sejumlah tempat indah di daerah yang sebelumnya belum terjamah kini menjadi terkenal. Seperti yang terjadi di Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur baru-baru ini. Lihat https://goo.gl/maps/hy6h177wYb42
Gambar 1 : Alun-alun Bojonegoro
Bojonegoro selama ini terkenal sebagai kota penghasil minyak bumi terbesar se-Asia Tenggara. Layaknya kota-kota lain, Bojonegoro juga memiliki berbagai destinasi wisata yang menarik. Khayangan Api, Waduk Pacal, dan Agrowisata Belimbing Ngringinrejo adalah beberapa nama tempat wisata yang sudah dikenal. Namun sayang sekali, ketiga wisata tersebut masih terasa asing bagi masyarakat luar kota Bojonegoro. Dibandingkan wisata-wisata di kota tetangga seperti Lamongan yang terkenal dengan theme park WBL (Wisata Bahari Lamongan) atau Tuban dengan wisata religi Makam Sunan Bonang dan Klenteng Kwan Sing Bio, wisata di Bojonegoro masih kurang dalam hal branding serta pengelolaan.
Gambar 2 : Gapura Agrowisata Belimbing Ngringinrejo

Agrowisata Belimbing Ngringinrejo adalah salah satu objek wisata perkebunan buah belimbing seluas 19,3 hektar. Terletak di Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu https://goo.gl/maps/E5A8AP8mq5J2  pengunjung bisa berjalan menyusuri rimbunan pohon belimbing yang teduh serta memetik buah belimbing segar. Selain buah belimbing segar, ada pula beberapa olahan belimbing seperti sirup, kerupuk, dodol, dan lainnya.
Gambar 3 : Aneka produk olahan belimbing
Menyebut kata agrowisata, seketika saya juga teringat dengan agrowisata apel malang yang begitu terkenal. Setiap orang yang berwisata ke kota Malang maupun Batu pasti tak lupa membawa oleh-oleh berupa apel malang, keripik apel, dodol apel, maupun produk olahan apel lainnya. Apel seakan-akan menjadi buah yang ikonik bagi kota tersebut. Mengapa apel menjadi sepopuler itu ? Yang pertama adalah branding. Malang telah mem-branding daerahnya sendiri dengan Malang Kota Apel. Branding tersebut juga telah dibuktikan dengan banyaknya perkebunan apel serta pabrik pengolahan produk apel. Wisatawan juga sepakat jika oleh-oleh khas Malang adalah apel. Bandingkan dengan branding kota Bojonegoro. Sepanjang pengetahuan saya, branding di kota ini masih terlalu umum dan luas seperti Bojonegoro Kota Lumbung Pangan dan Energi; Bojonegoro Matoh; serta Bojonegoro Sehat, Produktif, dan Bahagia. Masyrakat luar kota masih terlalu mengambang untuk mendeskripsikan apa panganan andalan Bojonegoro dan apa energi andalan Bojonegoro. Dalam kondisi seperti ini, pemerintah serta masyarakat perlu memikirkan satu objek tertentu untuk menjadi branding kota. Contohnya, Bojonegoro Kota Belimbing. Saya membayangkan seluruh penjuru Bojonegoro minimal memiliki satu kebun belimbing serta pabrik pengolahan. Masyarakat luar kota yang kebetulan sedang lewat bisa mendapatkan belimbing di mana saja tanpa harus ke Kalitidu. Selain itu, produk olahan belimbing juga dibuat semakin beragam.
Yang kedua adalah pengelolaan. Membandingkan antara agrowisata apel di Malang dengan agrowisata belimbing di Bojonegoro masih sangat jauh berbeda. Pengunjung di agrowisata apel tidak hanya disuguhi pemandangan kebun apel saja, di dalamnya juga terdapat arena bermain serta outbond serta fasilitas lain. Selain itu, lokasi kebun apel yang dekat dengan pabrik pengolahan sering menjadi jujukan bagi siswa untuk field study. Tak heran, setelah berkunjung ke kebun apel selalu mempunyai kesan tersendiri. Berbeda halnya dengan agrowisata belimbing di Bojonegoro yang terasa monoton dan butuh konsep-konsep baru supaya berkesan bagi pengunjung. Kebun belimbing di Bojonegoro harus senantiasa belajar pengelolaan ke agrowisata yang telah lebih dulu eksis. Karena bukan tidak mungkin jika dikelola secara lebih baik dan profesional kebun belimbing akan menjadi branding serta identitas kota Bojonegoro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar